3 Des 2011

Pekalongan Kota Batik Dan Kota jeans


Pengakuan UNESCO (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan), terhadap batik disambut positif kalangan perajin batik pekalongan. Bahkan, batik kini merambah ke dunia jins. Perajin batik Pekalongan saat ini berlomba-lomba memproduksi jins dengan berbagai macam motif dan corak batik.


Bahan dasarnya adalah sama dengan jins pada umumnya. Begitu pula proses produksinya sama dengan jins. Hanya saja pada proses produksi awal, pembuatan jins batik ini terjadi penggabungan antara seni batik dan industri jins.

Sebelum dijahit menjadi jins siap pakai, bahan jins ini lebih dahulu diberi motif batik dengan sistem cap. Pada proses washing hingga finishing, produk jins batik ini akan masuk bahan-bahan pencuci batik.

Haris Riyadi, salah satu pelaku usaha jins batik mengaku, jins batik ini memiliki potensi pasar cukup menjanjikan. Sebelum pengakuan UNESCO, jins batik inipun sudah banyak mendapatkan permintaan. Namun mereka enggan memproduksinya karena tidak adanya jaminan hak cipta karya karena jins identik dengan budaya luar negeri.

Dari segi tren dan model, jins batik tidak kalah dengan jins yang saat ini ada. Harga jual pun akan sama atau bersaing dengan harga jins yang saat ini ada.

Yang pasti ini sebuah terobosan dalam tradisi batik yang bakal mencatat sejarah perbatikan. Jangan kaget jika nantinya motif jins yang tenar dengan Black Jeans dan Blue Jeans akan tergeser dengan parang jins


0 komentar:

Posting Komentar