Siapa yang tidak kenal batik? sebagai warga negara Indonesia tentunya kita sangat kenal dan paham betul dengan salah satu warisan kekayaan budaya yang wajib kita jaga dan lestarikan keberadaannya, Berbagai kontroversi juga mengiringi keberadaan batik sebagai kekayaan budaya asli Indonesia, terutama dengan tetangga kita malaysia.
Sebagai warga asli pekalongan saya sempat sangat kecewa dengan tindakan tetangga kita tersebut, tapi agaknya memang nasi sudah menjadi bubur, karena mereka memeng sudah lebih dahulu mendaftarkan kreasi karya batiknya, yang mulai dikenal luas di mancanegara sebagai batik malaysia.mereka juga dapat membuktikan bahwa corak batik kreasi mereka memiliki orisinalitas tertentu yang beda dengan batik kita.
Padahal puluhan tahun silam, sejumlah pebatik asal Pekalongan diundang ke Malaysia untuk memeragakan kebolehannya dalam membuat batik. Dengan hati bersih dan kebanggaan untuk turut mengharumkan nama bangsa, mereka memenuhi undangan tersebut. Akan tetapi, orang Malaysia itu murid yang bukan hanya pintar tetapi juga licik.
Begitu memahami seluk-beluk pembuatan dan pengayaan corak khas batik pekalongan, mereka membuat pola-pola desain tersendiri dengan motif floral dan warna yang mirip sekali dengan batik pekalongan. Hasil itulah yang kemudian didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual mereka
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia pertama habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Memang tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan,menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800.menurut data yang tercatat di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil yang berupa kain/bahan baju .
Perkembangan Batik di Pekalongan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga keraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.
Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Dan seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. produksi batik berkembang dan tersebar disekitar daerah Pekalongan kota dan Kabupaten Pekalongan.
Sebagai warga asli pekalongan saya sempat sangat kecewa dengan tindakan tetangga kita tersebut, tapi agaknya memang nasi sudah menjadi bubur, karena mereka memeng sudah lebih dahulu mendaftarkan kreasi karya batiknya, yang mulai dikenal luas di mancanegara sebagai batik malaysia.mereka juga dapat membuktikan bahwa corak batik kreasi mereka memiliki orisinalitas tertentu yang beda dengan batik kita.
Padahal puluhan tahun silam, sejumlah pebatik asal Pekalongan diundang ke Malaysia untuk memeragakan kebolehannya dalam membuat batik. Dengan hati bersih dan kebanggaan untuk turut mengharumkan nama bangsa, mereka memenuhi undangan tersebut. Akan tetapi, orang Malaysia itu murid yang bukan hanya pintar tetapi juga licik.
Begitu memahami seluk-beluk pembuatan dan pengayaan corak khas batik pekalongan, mereka membuat pola-pola desain tersendiri dengan motif floral dan warna yang mirip sekali dengan batik pekalongan. Hasil itulah yang kemudian didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual mereka
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia pertama habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.
Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.
Memang tidak ada catatan resmi kapan batik mulai dikenal di Pekalongan,menurut perkiraan batik sudah ada di Pekalongan sekitar tahun 1800.menurut data yang tercatat di Dinas Perindustrian Dan Perdagangan, motif batik itu ada yang dibuat 1802, seperti motif pohon kecil yang berupa kain/bahan baju .
Perkembangan Batik di Pekalongan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga keraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.
Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Dan seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. produksi batik berkembang dan tersebar disekitar daerah Pekalongan kota dan Kabupaten Pekalongan.
0 komentar:
Posting Komentar